Bukan sekedar lagu dolanan .. tapi lagu penuh makna mendalam. Tidak
untuk dinikmati syair dan nadanya semata, tapi lebih penging adalah
untuk direnungkan dan dicontoh penyeruannya. Kalau cuman sekedar
menikmati musikna saja lebih bagus kalau mendengarkan komposisi Lir-Ilir
karya Handel dalam konser harpa “Harp to Heart” yang menampilkan The
World Harp Ensemble (WHE), Selasa (28/5), di Hotel Mulia, Senayan,
Jakarta. (Ada yang punya? minta dong).
Lir ilir ini katanya ciptaan Sunan Kalijogo, ada juga yang mengatakan
Sunan Giri, ada juga yang mengatakan Sunan Ampel. Wallahu a’lam yang
penting adalah ciptaan salah satu dari mereka yang insyaAllah
mencerminkan seruan para wali itu semua.
Am Am C Am Dm
Lir ilir, lir ilir tandure wis sumilir (Lir ilir, lir ilir tanamannya sudah mulai bersemi)
>> lir-ilir : Sayup-sayup bangun (dari tidur), tanaman : agama Islam.
C Dm
Tak ijo royo – royo (Hijau Royo royo)
>> agama Islam tumbuh subur di Tanah Jawa. Yakni hijau
sebagaiman simbol umum agama Islam. Dalam politik indonesia pun dulu ada
istilah “penghijauan di MPR”, dimana MPR yang dulu (sebelum 1989)
banyak didominasi non muslim mulai terisi oleh praktisi2 dari kelompok
Islam. Ada juga penafsiran yang mengatakan bahwa pengantin baru
maksudnya adalah raja2 jawa yang baru masuk Islam. Make sense juga …
F Am
Tak sengguh temanten anyar (demikian menghijau bagaikan pengantin baru)
>> sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke
agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level
mula, seperti penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya
Am Am C Am Dm
Cah angon – cah angon penekno blimbing kuwi (Anak-anak penggembala, panjatkan pohon blimbing itu )
>> Kenapa kok cah angon ? Hadits Rasul
“Al-Imaamu Ro’in” (Imam adalah Pemimpin/Penggembala). Ro’in dalam
bahasa arab artinya secara bahasa penggembala dan secara urf (adat arab)
juga untuk menyebut sebagai pemimpin.
>> Kenapa Belimbing : Inget : belimbing itu
warnanya ijo (ciri khas Islam) dan memiliki sisi 5. Jadi, belimbing
adalah isyarat agama Islam itu sendiri, yang tercermin dari 5 sisi buah
belimbing yang menggambarkan Rukun Islam.
>> Kenapa penekno (ambilkan) : Inilah seruan
tholabun nushroh para wali kepada para penguasa di Jawa, agar mereka
bersedia mengambil Islam itu agar masyarakat bisa mengikuti langkahnya
dan dengan itu aturan Islam dapat diterapkan ke masyarakat. Tidak
mungkin Islam terterapkan kaffah tanpa ada kemauan penguasa “mengambil”
Islam sebagai agama dan sistemnya. Para penafsir lagu lir-ilir
kebanyakan tidak sasmito terhadap penggunaan kata2 penekno belimbing ini
.. Kalau cuman sekedar belimbing sih biasanya anak kecil juga bisa
ambil sendiri, tapi ini menggunakan kata “penekno” yang artinya
adalah ambilkan buah itu untuk saya, kami dan mereka semua. Dan juga
bukan peneken (panjat dan ambil untuk dirimu sendiri). Jelas ini artinya
adalah seruan para wali agar raja bersedia mengimplementasikan Islam
untuk masyarakat umum.
C Dm F Am
Lunyu – lunyu peneen kanggo mbasuh dododiro (Biar licin tetap panjatkan untuk mencuci pakaian-mu)
>> dodod : sejenis pakaian jawa (dNux : saya juga tidak tahu sperti apa, katanya sih seperti kemben)
>> walaupun berat ujiannya, walaupun banyak rintangannya karena
masuk agama Islam itu berkonsukuensi luas baik secara keluarga, sosial
dan politik, maka tetap anutlah Islam untuk membersihkan aqidahmu dan
menyucikan dirimu dari dosa dosamu. Demikian juga pasti sangat berat
rintangan untuk melaksanakan syariat Islam itu ditengah masyarakat,
karena pasti akan berhadapan dengan agama, adat istiadat serta sistem
yang telah terbangun dimasyarakat.
Am Am C Am Dm
Dododiro – dododiro kumitir bedah ing pinggir
Pakainmu itu tertiup2 angin dan sobek di pinggir pinggirnya
>> kumitir : bayangkan kain yang dijemuran dan tertiup2 angin
lalu terlihat pinggir kain itu sobek2. Yang dimaksud disini adalah
ketika para raja itu sudah masuk Islam, maka masih ada hal hal yang
belum Islam kaffah, masih ada cacat2 di aqidah-nya sebab masih
terpengaruh oleh hindu jawa
>> Bedah ing pinggir : barangkali yang dimaksud pinggir sini
adalah masyarakat bawah (pinggiran), dimana pada mereka masih kurang
memahami dan kurang melaksanakan Islam sebab banyak masyarakat awam
belum tersentuh dakwah atau belum komitmen di Islam
C Dm F Am
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore (Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore )
>> Betulkanlah penyimpangan2 itu baik pada dirimu atau pada masyarakatmu untuk persiapan kematianmu
>> sebo : menghadap = sowan. Mengko sore : nanti sore (waktu ajal). Usia senja : usia tua mendekati masa akhir.
>> Pesan dari para wali bahwa kamu itu wahai raja .. pasti akan
mati dan akan menemui Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan diri,
keluarga dan masyarakat yang kamu pimpin. Maka benahilah dan
sempurnakanlah keislamanmu dan keislaman masyarakatmu agar kamu selamat
di Hari Pertanggung Jawaban (yaumul Hisab)
G Am
Mumpung pandang rembulane (Selagi terang (sinar) bulan-nya)
>> Para wali mengintatkan agar para raja melaksanakan hal itu
mumpung masih terbuka pintu hidayah menerima Islam dan masih banyak
ulama2 yang bisa mendampingi beliau untuk memberikan nasehat dan arahan
dalam menerima dan menerapkan Islam
G Am
Mumpung jembar kalangane (Mumpung luas kesempatannya)
>> Mumpung si Raja masih menduduki jabatan sebagai penguasa.
Nanti perkaranya atau kesempatan melaksanakan ini akan hilang bila raja
tersebut sudah tidak menjadi penguasa.
>> Kesempatan apa ? usia atau pangkat/kedudukan ? Kalau yang
dimaksud kesempatan adalah usia, maka ini kurang cocok. Bagaimanapun
juga para wali juga tahu bahwa usia itu tidak bisa ditebak.
Pangkat/kedudukan lebih masuk akal sebab masih bisa diduga kapan
lengsernya ..
>> Bagi saya kalangan bisa juga berarti pendukung sehingga maknanya juga bisa : mumpung selagi banyak pendukungnya
>> bagian ini sangat menjelaskan bahwa lagu ini adalah tholabun
nusrhoh para wali kepada raja raja agar raja memanfaatkan kesempatannya
(sebagai raja) untuk disamping masuk Islam juga terlibat aktif dalam
penyebaran dan pelaksanaan syariat Islam di wilayahnya (tanah Jawa).
C Dm F G Am
Sun surako surak hiyo (Mari bersorak-sorak ayo…)
>> Sambutlah seruan ini dengan gembira “Ayo kita terapkan
syariat Islam” …. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah
dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar