SABAR LOMAN AKAS NRIMO TEMEN
lima dasar yang harus dimiliki setiap manusia yang ada dibumi ini.ta ada manusia pun yang bisa bertahan dari kerasnya dunia ini jika tak memiliki lima unsur
1.Sabar
2.Loman
3.Akas
4.Nrimo
5.Temen
Sabar adalah kunci segala masalah dibumi ini.dengan sabar kita bisa mendapatkan segala yang Allah berikan didunia ini.jika Allah tidak mmberikan sabar dalam sifat manusia maka manusia akan mudah marah dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup yang sebenarnya juga datang dari Allah.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga berfirman, “Sesungguhnya akan kami
berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155).
Pada ayat ini Allah SWT menegaskan, seorang hamba Allah akan diuji
dengan rasa takut, kelaparan, kemiskinan, dan sebagainya. Dengan ujian
ini, akan tampak mana yang taat dan mana yang kufur. Tentu yang teguh
dalam ketaatan kepadaNya yang mendapat kabar gembira. Allah berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10).
Tentang ayat ini, Sayyidina Ali bin Abu Thalib menerangkan, setiap
orang yang mencapai derajat muthi’ (orang yang taat), kelak akan
ditimbang amalnya dengan timbangan atau takaran. Berbeda dengan orang
yang berderajat shabir (orang yang sabar), mereka ini mengeruk pahala
laksana mengeruk debu yang tidak terhitung jumlahnya.
Sungguh luar biasa derajat orang sabar. Selain mendapatkan pahala
yang besar, juga dikatakan sebagai bagian dari iman. Sebagaimana hadits
yang diriwayatkan Imam Ad-Dailami dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Kesabaran adalah setengah dari iman.”
Begitulah keutamaan dan pentingnya bersabar, termasuk dalam
menjalankannya. Insya Allah, setiap kali kita bersabar atas sesuatu yang
tidak kita kehendaki dan bersabar atas apa yang belum kita kehendaki,
pasti berbuah pahala dan hikmah yang tak ternilai.
Loman disebut juga sedekah ,dalam sedekah setiap manusia diajarkan untuk saling memberi.saling membantu satu dengan yang lain
Rasulullah saw. dalam hadits di atas menjelaskan tentang cakupan
shadaqah yang begitu luas, sebagai jawaban atas kegundahan hati para
sahabatnya yang tidak mampu secara maksimal bershadaqah dengan hartanya,
karena mereka bukanlah orang yang termasuk banyak hartanya. Lalu
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa shadaqah mencakup:
1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid
Rasulullah saw. menggambarkan pada awal penjelasannya tentang shadaqah
bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah shadaqah. Oleh karenanya
mereka ‘diminta’ untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, atau
bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua dzikir tersebut akan bernilai
ibadah di sisi Allah swt. Dalam riwayat lain digambarkan:
Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. berkata, “Bahwasanya
diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian.
Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar,
menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar ma’ruf nahi
mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian.
Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya
dari api neraka.” (HR. Muslim)
2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan shadaqah, Rasulullah saw.
menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar juga merupakan shadaqah.
Karena untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang perlu
mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaannya. Dan semua hal
tersebut terhitung sebagai shadaqah. Bahkan jika dicermati secara
mendalam, umat ini mendapat julukan ‘khairu ummah’, karena memiliki misi
amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah swt. berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.” [QS. Ali Imran (3): 110]
3. Hubungan Intim Suami Istri
Hadits di atas bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan
shadaqah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga para sahabatnya,
hingga mereka bertanya, “Apakah salah seorang diantara kami melampiaskan
syahwatnya dan dia mendapatkan shadaqah?” Kemudian dengan bijak
Rasulullah saw. menjawab, “Apa pendapatmu jika ia melampiaskannya pada
tempat yang haram, apakah dia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika
ia melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala.” Di sinilah
para sahabat baru menyadari bahwa makna shadaqah sangatlah luas. Bahwa
segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan, dan diniatkan
ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariah-Nya, maka itu akan
terhitung sebagai shadaqah.
Selain bentuk-bentuk di atas yang digambarkan Rasulullah saw. yang
dikategorikan sebagai shadaqah, masih terdapat nash-nash hadits lainnya
yang menggambarkan bahwa hal tersebut merupakan shadaqah, diantaranya
adalah:
4. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin
Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, “Tidaklah ada
satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada
pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang
menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya
melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)
5. Membantu urusan orang lain
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw.
bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus bershadaqah.” Salah seorang
sahabat bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak
mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?” Rasulullah saw. bersabda,
“Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk
dirinya dan bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika
ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau bersabda, “Menolong
orang yang membutuhkan lagi teranaiaya.” Salah seorang sahabat bertanya,
“Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau
menjawab, “Mengajak pada yang ma’ruf atau kebaikan.” Salah seorang
sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah
saw.?” Beliau menjawab, “Menahan diri dari perbuatan buruk, itu
merupakan shadaqah.” (HR. Muslim)
6. Mengishlah dua orang yang berselisih
Dalam sebuah hadits digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu Hurairah
r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Setiap ruas-ruas
persendian setiap insan adalah shadaqah. Setiap hari di mana matahari
terbit adalah shadaqah, mengishlah di antara manusia (yang berselisih
adalah shadaqah).” (HR. Bukhari)
7. Menjenguk orang sakit
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin
Jarrah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
yang menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah swt., maka Allah
akan melipatgandakannya dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa
yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang
sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan
dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak
merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada
fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” (HR. Ahmad)
8. Berwajah manis atau memberikan senyuman
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Dzar r.a.
berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian menganggap
remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia
ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan jika
engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka
perbanyaklah kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari padanya.” (HR.
Turmudzi)
9. Berlomba-lomba dalam amalan sehari-hari (baca: yaumiyah)
Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Siapakah di antara kalian yang pagi ini
berpuasa?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw.
bersabda, “Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang
meninggal?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah
saw. bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan
pada orang miskin?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.”
Rasulullah saw. bertanya kembali, “Siapakah di antara kalian yang hari
ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai
Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah semua amal di
atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR.
Bukhari)
Bersambunggg......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar